Senin, 11 Juni 2012

FESTIVAL BAU NYALE MANDALIKA

Setiap tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang termasuk wisatawan. Kali ini, acara tersebut selama tiga hari, 7-9 Maret 2007. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.

Festival Bau Nyale
Penduduk setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang meremehkannya.”Itulah yang berkembang selama ini,” ujar seorang warga Lombok Tengah Lalu Wirekarme.

Tradisi menangkap Nyale (bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan yang mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di pantai Lombok Selatan yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai rahmat Tuhan atas makhluk ini.

Beberapa waktu sebelum Nyale keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.

Dalam kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.

Keajaiban Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.

Menurut dongeng bahwa pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya, Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.

Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.

Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cinta. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.

Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa.

Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.

Kenapa sang putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.

Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri.

Betul seperti janjinya. Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.

Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : ”Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.”

Nyale
Bersamaan dan berakhirnya kata - kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.

Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.

Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.

Warga masyarakat yang datang ke pantai Seger untuk ikut melaksanakan upacara Bau Nyale datang dengan menggunakan kendaraan. Nyale bagi penduduk Lombok Selatan dengan lahan persawahan tadah hujan merupakan benda rahmat Tuhan yang bisa digunakan sebagai tanda keberhasilan panen yang memuaskan.

Tradisi Bau Nyale - menangkap cacing laut - sebagai bagian dari legenda Putri Mandalika di Lombok.Di sana, warga dari sekeliling Lombok berdatangan sejak malam sebelumnya.

Suasana Acara Bau Nyale
Lalu Wirekarme yang pernah menjabat Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Pariwisata Lombok Tengah, menjelaskan bahwa acara ini sebenarnya sudah berlangsung turun temurun secara alami. Namun, setelah berkembangnya pariwisata di Lombok, kemeriahan pun semakin dipoles adanya atraksi tambahan berupa pementasan drama kolosal Putri Mandalika yang dihadiri oleh pejabat lokal hingga provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan tidak sedikit yang datang dari Jakarta.

Bau Nyale ada di 16 pantai yang memanjang sejauh 72 kilometer dari arah timur hingga ke barat di selatan Lombok Tengah. Utamanya dilaksanakan di pantai Seger dan sekitarnya. Pantai obyek pariwisata yang potensial di Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai ini membuat hati para wisatawan menjadi kagum melihat segala pemandangan alamnya. Perairan di sekitar pantai Kuta hingga pantai Tanjung Aan sangat cocok untuk berenang. Pantai ini terletak di bagian selatan pulau Lombok, kira - kira 54 kilometer tenggara kota Mataram. Suasananya tenang senyap menyambut langkah - langkah diantara pasir putih halus - bagaikan merica - yang membentang dari ujung barat ke ujung timur dengan puluhan kawasan wisata mulai dari pantai Ujung Kelor yang berbatasan dengan Lombok Timur, hingga pantai Pengantap di Lombak Barat.

Seperti biasanya, dipadati ribuan kaum muda setelah menungguinya di tengah hujan deras sepanjang malam. Mereka yang rela menahan dingin dan kantuk di Pantai Seger di Desa Kuta Kecamatan Pujut dalam kawasan PT Pengembangan Pariwisata Lombok tersebut yang datang tidak hanya dari warga desa di Kecamatan Pujut saja. Tetapi juga para muda-mudi dari Mataram dan Praya yang datang mengendarai ratusan mobil.Pantai Seger yang kini lebih dikenal dengan pantai Putri Nyale ini pun dilengkapi oleh lereng - lereng yang terjal dari bukit yang berbatasan dengan bibir pantai. Sungguh, alam mempesona. Di pantai selatan itulah hidup dan tersebar suatu legenda sehubungan dengan adanya Nyale (sejenis cacing laut) yang muncul satu kali dalam setahun.

Nyale ditangkap di beberapa tempat di pantai selatan pulau Lombok antara lain di pantai Kaliantan, Kuta, Selong Belanak, Mawun. Lokasi yang terbaik dikunjungi wisatawan adalah pantai Seger desa Kuta dengan kondisi prasarana yang cukup memadai. Nyale pada melakukan pembuahan muncul di permukaan laut yang dimulai pada waktu fajar sampai sebelum matahari terbit. Munculnya Nyale di permukaan laut pada saat menjelang fajar yang disinari oleh rembulan membawa keindahan yang menarik dan merangsang para nelayan untuk menangkap Nyale dan lama kelamaan menjadi tradisi budaya. Munculnya Nyale dipermukaan laut terjadi setiap tahun sekitar bulan Februari.

Secara ilmiah, cacing Nyale yang pernah diteliti mengandung protein hewani tinggi sekali. Pernah dijelaskan oleh penelitinya, Dr dr Soewignyo Soemohardjo, cacing Nyale ini telah diketahui mengeluarkan suatu zat yang sudah terbukti bisa membunuh kuman-kuman. Dari sebuah laporan survey aspek sosio budaya Nyale, diketahui 70,6 persen responden membuang daun bekas pembungkus Nyale ke sawah supaya hasil tanaman padi akan melimpah ruah dan memberi tahu tanaman padi bahwa nyale telah selesai ditangkap yang berarti hujan akan berhenti.

Selama ini masyarakat menjadikan masakan pes atau dikukus dan dibungkus daun. Masyarakat juga meyakini apabila Nyale keluar banyak menandakan pertanian berhasil. Lombok Selatan selama ini dikenal sebagai daerah kritis karena tidak adanya irigasi. Sawah di sana tadah hujan. Jadi kalau hujan banyak barangkali salinitas air memungkinkan untuk populasinya berkembang, diyakini tanaman padinya berhasil.

PANTAI KUTA LOMBOK

Pantai Kuta Lombok adalah tempat wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pantai dengan pasir berwarna putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya banyak hotel-hotel baru. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini.

Pantai Kuta Lombok adalah tempat wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pantai dengan pasir berwarna putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya banyak hotel-hotel baru.

Pantai Kuta Lombok
Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut. Menurut legenda, dahulunya ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut. Ia berjanji sebelumnya bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.

Desa Kute dengan pantai pasir putihnya terletak di pantai Selatan pulau Lombok. Dikelilingi oleh deretan perbukitan. Di pagi hari pemandangan yang menakjubkan dapat dilihat dari puncak perbukitan tersebut. Selain itu terdpat banyak pantai-pantai yang tak kalah menariknya di sepanjang pantai Selatan. Di antaranya pantai Seger, Aan, Mawi, Selong Belanak, Rowok dan Mawun. Dua yang terakhir sangat bagus sebagai lokasi untuk selancar angin maupun untuk olahraga pantai lainnya.

Menjelajahi Keindahan Pantai Selatan Lombok


"Jangan mengaku pernah ke Lombok, kalau belum berkunjung ke kawasan selatan pulau surga ini”. Komentar tersebut tidak diucapkan oleh orang Lombok, tetapi para wisatawan yang pernah berkunjung ke tempat tersebut.
Apa yang diucapkan itu memang tak berlebihan. Bagaimana tidak, keindahan alam di wilayah selatan Lombok ini sungguh luar biasa. Diantara medan perbukitan yang menaungi, terhampar sekitar 85 kilometer pesisir pantai yang sangat indah, eksotik, dan semua masih alami, karena memang banyak diantaranya yang belum tersentuh pembangunan.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, HL. Putria, S.Pd, M.Pd, kawasan selatan pulau Lombok ini dibagi dalam tiga daerah pengembangan, yaitu timur mulai dari pantai Gerupuk, Tunak, Bumbang, Awang, hingga pantai Ujung Kelor. Sebelah tengah terdiri dari pantai Tanjung An, Seger (Serenting), dan Mandalika (Kuta) yang sekarang sedang di kelola BTDC (Bali Tourism Development Corporation), seluas hampir 1.250 HA. Sementara kawasan barat mulai dari pantai Are Kuning, Mawun, Lanting, Munah, Cemeti, Mawi, Selong Belanak, Cerangan, Omang-Omang, hingga pantai Toroq Aik Beleq.
Dari sekian banyaknya pantai-pantai indah di kawasan selatan Lombok itu, berikut adalah empat pantai yang keindahannya sudah tersohor, dan kalau anda sempat berkunjung, di jamin akan menjadi sebuah kenangan yang tak mudah untuk dilupakan, yaitu pantai Selong Belanak, pantai Mawun, pantai Kuta (Mandalika), dan pantai Tanjung A’an.
Untuk menuju dan menjelajahi keempat pantai eksotik ini, pengunjung berangkat dari Senggigi, atau Kota Mataram bisa menyewa kendaraan roda empat, dan kalau tidak menggunakan jasa supir (driver), pengunjung disarankan agar membawa peta pulau Lombok.
Sebagai gambaran, dari Senggigi/Kota Mataram, perjalanan menuju kawasan pantai selatan Lombok ini bisa di tempuh sekitar 2 jam, melalui Kediri, Jonggat, Kota Praya (Ibukota Kabupaten Lombok Tengah), Pujut, Sengkol, untuk kemudian masuk ke pantai Kuta.
Namun sekarang, berkat pembangunan Bandara Internasional Lombok di Kecamatan Pujut, perjalanan ke kawasan pantai Kuta bisa dipercepat sekitar 1 jam dengan keberadaan jalan by pass. Perinciannya, dari Senggigi/Kota Mataram perjalanan melalui Kota Gerung (Ibukota Kabupaten Lombok Barat), masuk ke jalan By Pass, langsung tembus ke Pujut, Sengkol, untuk kemudian sampai di kawasan pantai Kuta.
Sampai di kawasan pantai Kuta, mata akan dimanjakan dengan hamparan butiran pasir sebesar merica yang putih berkilauan, dengan bayangan laut biru menawan, serta dinaungi medan perbukitan yang memacu adrenalin untuk segera dijelajahi.
Di sekitar pantai Kuta ini banyak terdapat fasilitas restaurant, maupun perhotelan yang tak kalah dengan fasilitas yang ada di pantai Senggigi. Mulai dari hotel kelas menengah seperti “Surfers Inn”, “Matahari Inn”, “Tastura”, Kuta Paradise, dan lainnya. Juga ada hotel bintang empat yang merupakan pioneer dan satu-satunya hotel berbintang empat yang ada di kawasan pantai Kuta, yakni “Novotel”.
Menikmati keindahan empat pantai yang kami sebutkan tersebut, karena factor jarak dan medan perjalanan yang dapat dikatakan masih kurang memadai, mungkin tak bisa dilakukan dalam sehari. Untuk itu kami menyarankan agar menginap di salah satu hotel yang ada di kawasan pantai Kuta, dan menyewa sepeda motor untuk berkunjung ke pantai yang telah kami sebutkan.
Baik, mari kita bahas satu per satu pantai yang menjadi tujuan awal dan menarik kedatangan wisatawan untuk berkunjung. Pertama adalah pantai Selong Belanak, setelah melalui perjalanan dengan kendaraan roda empat atau roda dua yang cukup melelahkan, naik turun medan perbukitan, dimana ketika kita berada di atas bukit, sejauh mata memandang, hamparan pantai berpasir putih menjadi pemandangan yang menakjubkan, sehingga lelah atau letih selama perjalanan akan hilang.
Setibanya di pantai Selong Belanak ini, hamparan pasir putih yang lembut dan panjang, serta  air laut yang biru kehijauan, akan menggoda pengunjung untuk berenang di ombaknya yang bergulung konstan, namun bersahabat.
Dengan menyewa papan selancar yang banyak tersedia di pinggir-pinggir pantai, wisatawan bisa belajar berselancar di pantai ini, tanpa perlu khawatir kaki akan terluka oleh karang, karena di pantai ini dasarnya adalah pasir yang sangat lembut.
Yang jelas, pantai Selong Belanak ini adalah pantai yang belum terjamah, dan masih sepi. Para pengunjungnya mungkin dapat di hitung dengan jari, di tambah dengan keberadaan desa-desa nelayan yang masih sangat sederhana dan tradisional, seakan menyempurnakan keinginan para wisatawan yang memang ingin benar-benar liburan, keluar dari rutinitas kehidupan kota yang ramai dan bising.
Berikutnya adalah pantai Mawun, perjalanan menuju pantai ini akan menempuh medan perjalanan yang bisa dikategorikan sebagai jalan yang kurang bagus, namun inilah intinya petualangan yang sebenar-benarnya. Pengunjung akan melintasi rumah-rumah penduduk setempat yang masih sederhana dan tradisional.
Pantai Mawun memiliki keindahan yang tiada duanya. Ada tantangan tersendiri yang ditawarkan pantai ini, dimana kecuraman pantainya akan menggetarkan siapa saja yang berenang, sehingga dibutuhkan kemampuan berenang yang baik bagi yang ingin menikmati.
Tujuan ketiga, tentu saja pantai Kuta, yang selain memiliki pantai yang indah dengan butiran pasir seperti biji merica (bumbu dapur), kita bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersebar di sepanjang pantai Kuta, seperti makan atau minum di restaurant yang cukup banyak pilihannya, ataupun aktifitas lainnya.
Selain itu, keberadaan bukit berbatu dengan sebuah pohon yang terlihat kering, namun masih hidup, yang menjadi ikon pantai ini, pengunjung bisa mengabadikan momen yang sangat indah di tempat ini. Hati-hati ketika memanjat bukit ini, karena jalannya cukup licin.
Usai mengisi perut dengan makan atau minum di pantai Kuta, plus berfoto di bukit yang merupakan landmark pantai ini, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan kembali menuju ke pantai Tanjung A'an.
Selain pantai pasir putih dengan pemandangan laut biru nan menawan, di pinggir pantai ini juga terdapat hamparan bukit yang diatasnya terhampar rumput hijau, sangat cocok untuk lokasi santai sambil menunggu tibanya sunset.
Keindahan pemandangan pantai dan bukit di pantai Tanjung A’an ini, bahkan mengilhami berbagai rumah produksi di Jakarta untuk lokasi pembuatan jingle iklan, maupun film-filmnya.
Tertarik? Mengapa tidak meluangkan waktu, dan segera berkunjung ke kawasan pantai selatan pulau Lombok, yang tentu selain empat pantai yang disebutkan itu, masih banyak lagi pantai lain yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi. Apalagi setiap tahun di pantai Seger, masih sekitar kawasan pantai Kuta, berlangsung event budaya “Bau Nyale”, yakni menangkap cacing laut dengan segala ritual adat dan budaya khas Lombok.(sslelono)

Pantai Selatan Lombok yang Menakjubkan

Pulau Lombok memang menyimpan keindahan yang tiada duanya. Tidak hanya pantai di gugusan tiga Gili namun ternyata pantai selatan pulau ini menawarkan keindahan yang luar biasa. Pantai-pantai di selatan lombok ini memang belum begitu familiar di telinga apalagi jika dibandingkan dnegan pantai-pantai di Pulau Bali.
Perjalanan menuju pantai selatan dimulai dari kota Mataram, dengan mobil kijang yang kami sewa, kami meluncur menuju Kabupaten Lombok Tengah. Tujuan pertama kami adalah pantai Kuta. Untuk menuju Pantai Kuta diperlukan waktu kurang lebih satu jam dari Kota Mataram. Kondisi jalan di Lombok ini benar-benar dapat membuat saya tertidur dengan mudah :) . Untuk sampai di pantai ini juga tidaklah sulit karena petunjuk jalan cukup memberikan informasi dengan jelas. Namun untuk sarana transportasi menuju daerah ini memang masih kurang, ada baiknya menyewa mobil/motor di mataram sehingga dapat menghemat waktu. Setelah hampir satu jam berkendaraan kami akhirnya tiba di pantai Kuta, Lombok Tengah Yeaaaaaaaaaaayyyy !!!!
Pantai Kuta yang Cerah
Pantai Kuta yang Cerah
Beautiful Kuta
Beautiful Kuta
Kuta's Landscape
Kuta's Landscape
Sayangnya kenyamanan menikmati keindahan pantai ini harus sedikit terganggu dengan keberadaan pedagang asongan yang cukup “ngeyel” alias maksa. Sebenarnya sah sah saja berjualan dimana saja namun perlu cara-cara yang santun agar wisatawan tertarik untuk membeli, dan yang paling penting adalah membuat para pengunjung merasa nyaman datang ke tempat ini.
Setelah puas menikmati keindahan Pantai Kuta, kami meluncur ke arah timur pantai ini menuju Pantai Tanjung Aan. Kondisi jalan menuju pantai ini cukup baik namun relatif lebih kecil. Tidak sampai setengah jam kami sudah tiba di Pantai Tanjung Aan. Here they are…Tanjung Aan views :D
Tanjung Aan

Minggu, 10 Juni 2012

Praktek Pengolahan Makanan AKPAR Mataram

Pengolahan Makanan menjadi salah satu mata kuliah yang bisa dibilang paling digemari di AKPAR Mataram, yaaah,, selain di gemari karena melakukan praktek aneka makanan, keahlian di bidang ini termasuk keahlian yang paling di cari oleh industri perhotelan,,,

ini neech,, kegiatan praktek yang di lakukan oleh mahasiswa akpar....

Pantai SEBUWUK, pantai Syurga yg Tersembunyi


Banyak sekali tempat-tempat indah di lombok selatan yang masih belum terjamah oleh wisatawan, salah satunya adalah Pantai SEBUWUK yang terletak di bagian timur lombok selatan, bersebrangan dengan pantai gerupuk. hanya kurang lebih 2 km dari jalan raya menuju awang kita akan di suguhkan dengan panorama pantai yang indah nan sepi.

Selasa, 05 Juni 2012

Praktek Tata hidang di Akpar Mataram

Salah satu mata kuliah utama di Akpar Mataram khususnya jurusan Perhotelan adalah Mata kuliah Tata Hidangan Yang merupakan mata kuliah besyarat, yaitu tata hidang 1,2 dan 3.
berikut adalah beberapa contoh gambar praktek tata hidang di Akpar Mataram




Senin, 21 Mei 2012

AKPAR Mataram - STP Mataram

Logo STP Mataram
AKPAR Mataram saat ini sedang dalam proses untuk menjadi STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Mataram dengan gambar logo seperti gambar di atas.
mohon doa dari seluruh teman-teman, alumni dan keluarga besar akpar Mataram agar rencana resebut bisa berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
aammmmiin... salam zaCk_akpar